Pages

Wednesday, December 5, 2018

Genjot Ekspor, Pangsa Pasar Harus Jelas

Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id)

Jakarta: Meningkatkan ekspor menjadi cara yang digaungkan pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan (Current Account Defisit/CAD). Namun, diperlukan strategi untuk memuluskan target tersebut.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menilai Indonesia harus mulai menentukan pasar-pasar yang potensial dengan produk Indonesia.

"Kita harus realistis, enggak bisa semua produk diunggulkan. Kita harus mulai maping produknya apa, pasarnya ke mana. Risetnya harus jelas," ujar Shinta saat ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Tak hanya itu, Indonesia juga diminta mencermati persoalan tarif yang dinegosiasikan saat terjadinya perjanjian dagang. "Kebanyakan produk ekspor kita tidak kompetitif karena kalah dari segi tarif," tambah dia.

Shinta sendiri berpendapat Indonesia punya peluang untuk mengandalkan sektor makanan dan minuman untuk diekspor ke negara Afrika. Ia mencontohkan Indofood yang membuka pabrik di Afrika, harus mendapat dukungan dari pemerintah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Oktober 2018 mencapai USD15,80 miliar. Jumlah itu meningkat 5,87 persen dari ekspor September lalu yang sebesar USD14,92 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan peningkatan ekspor Oktober 2018 disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 4,99 persen dari USD13,6 juta menjadi USD14,31 juta. Begitu pula dengan ekspor migas naik 15,18 persen dari USD1,28 juta menjadi USD1,48 juta.

Jika diakumulasikan nilai ekspor Indonesia periode Januari-Oktober mencapai USD150,88 miliar atau naik 8,84 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

(AHL)


Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2RBkTRQ
December 05, 2018 at 08:06PM from METROTVnews.com https://ift.tt/2RBkTRQ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment