Pages

Thursday, January 3, 2019

CIPS: Fokus Strategi Ekonomi ke Teknologi Berbasis Produktivitas

Jakarta: Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menginginkan pemerintah benar-benar fokus menerapkan strategi ekonomi. Khususnya pada peningkatan teknologi serta produktivitas untuk mendongkrak daya saing nasional.

"Hal ini penting diterapkan untuk mewujudkan agenda Nawa Cita Presiden yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur, pembangkit listrik, dan kesejahteraan rakyat," kata Direktur Eksekutif CIPS Rainer Heufers di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis, 3 Januari 2019.

Menurut dia, yang terjadi saat ini justru cenderung kontradiktif antara lain karena pada 2018, Freeport akhirnya terpaksa melakukan divestasi untuk memungkinkan kontrol domestik atas sumber daya alam, serta PT Indonesia Asahan Aluminium menjual obligasi senilai USD4 miliar untuk mendanai akuisisi saham Freeport.

Ia berpendapat bahwa dengan keluarnya sejumlah investor asing dari pasar komoditas Indonesia dengan mengikutsertakan keahlian dan teknologi mereka, yang berpotensi merugikan bangsa Indonesia.

Terkait peningkatan daya saing, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang sedang digodok adalah sebagai kunci mendongkrak daya saing industri di era digital.

Menurut Airlangga, langkah strategis ini menjadi agenda nasional untuk diimplementasikan secara kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang inklusif.

"Jadi, visi pembangunan industri memang harus bersifat jangka panjang. Di dalam Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030," kata Airlangga.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan operasionalisasi tol Trans-Jawa bakal mendukung peningkatan daya saing global karena memperlancar arus logistik Nusantara.

Saat mencoba jalur Trans Jawa beberapa waktu lalu, Menteri Basuki juga bercerita, dirinya mendapatkan laporan dari salah satu rekannya yang merupakan pengusaha di bidang logistik bertempat tinggal di wilayah Jawa Timur, bahwa sebelum tol Trans-Jawa tersambung hingga Jawa Timur, pengiriman logistik hanya dilakukan satu hari sekali. Namun, lanjutnya, setelah ada tol Trans-Jawa, pengiriman barang dapat dilakukan hingga sebanyak tiga kali per hari.

"Tol Trans-Jawa oleh seluruh rakyat Indonesia khususnya di Pulau Jawa karena akan memangkas biaya angkutan logistik dan mengurangi waktu tempuh pengiriman barang," paparnya.

(SAW)


Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2SzqbOh
January 03, 2019 at 11:25PM from METROTVnews.com http://bit.ly/2SzqbOh
via IFTTT

No comments:

Post a Comment