Pages

Saturday, December 15, 2018

Bank Sentral Eropa Terjebak di Risiko Ekonomi

Frankfurt: Presiden Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) Mario Draghi terlihat berhati-hati dalam memberikan laporan terbaru pada kebijakan moneter zona euro. Pada konteks ini, ECB dihadapkan pada sebuah risiko yakni kondisi ekonomi yang mungkin melambat dan pandangan inflasi yang suram.

Adapun Draghi mengarahkan bank sentral untuk keluar dari program pelonggaran kuantitatif (QE) dan menekankan kebijakan suku bunga acuan serta reinvestasi di masa mendatang. Langkah itu dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi zona euro, termasuk menekan sejumlah risiko yang bisa datang kapan saja dan di mana saja.

"Kami mengharapkan ECB mengumumkan pada pertemuannya untuk mengakhiri pembelian neto (obligasi)," kata Dirk Schumacher dari Natixis dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 15 Desember 2018.

Meski ada pelemahan yang jelas dalam lingkungan ekonomi, Dirk Schumacher menambahkan, ECB akan berpendapat bahwa reinvestasi saham dan kepemilikan obligasi berpeluang memastikan sikap kebijakan akomodatif berkelanjutan dan membenarkan berakhirnya program.

Di sisi lain, ECB berencana mempublikasikan proyeksi terbarunya untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi selama tiga tahun ke depan. ECB diperkirakan menurunkan prospek pertumbuhan untuk dua tahun ke depan, meski angka-angka itu juga diyakini tetap cukup kuat untuk menggarisbawahi ECB keluar dari program pembelian obligasi.

"ECB kemungkinan juga akan mempertahankan panduannya bahwa sepenuhnya menginvestasikan kembali hasil penjualan, dan dengan demikian menjaga kepemilikan obligasi tetap untuk jangka waktu yang panjang selama diperlukan. Hal itu guna menempatkan inflasi pada jalur menuju targetnya," kata Economist Berenberg Florian Hense.

(ABD)


Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2GfPFyp
December 15, 2018 at 06:01PM from METROTVnews.com https://ift.tt/2GfPFyp
via IFTTT

No comments:

Post a Comment